Wednesday, November 18, 2015

Ibadah-ibadah yang disunnahkan saat hujan

sumber gambar : https://capucinnocincau.files.wordpress.com/2014/10/hujan-doa.jpg

Oleh : Dr. Amir Faishol Fath

سُنَنٌ وَقْتَ الْمَطَرِ
Ibadah-ibadah yang disunnahkan saat hujan
هَذِهِ سِتُّ سُنَنٍ قَوْلِيَّةٍ وَفِعْلِيَّةٍ يُسْتَحَبُّ أَدَاؤُهَا عِنْدَ نُزُوْلِ الْمَطَرِ وَأَثْنَاءَ نُزُوْلِهِ وَبَعْدَهُ ، وَحَرِيٌّ بِكُلِّ مُحِبٍّ لِلْخَيْرِ لِنَفْسِهِ أَنْ يَحْرِصَ عَلَيْهَا وَأَنْ يُعَلِّمَهَا لِمَنْ حَوْلَهُ :
Ada 6 amalan sunnah Qauliyah (perkataan) dan sunnah fi’liyah (perbuatan) yang dianjurkan untuk dilakukan saat hujan mulai turun, ketika hujan sedang turun dan juga setelah hujan turun. Dan sangat dianjurkan bagi siapa saja yang menyukai kebaikan untuk dirinya menjaga sunnah-sunnah tersebut dan mengajarkan kepada orang-orang di sekitarnya:
السُّـنَّةُ الْأُوْلَى :
عِنْدَ أَوَّلِ نُزُوْلِ الْمَطَرِ أَنْ تَقُوْلَ : "اَللَّهُمَّ صَيِّـباً نَافِعاً" ، فَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُـوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ: " اَللَّهُمَّ صَيِّـباً نَافِعَاً " رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ .

Amalan sunnah pertama:
Ketika mulai turun hujan anda hendaknya mengucapkan: (Allahumma Shayyiban Naafi’a) “Ya Allah semoga hujan ini mendatangkan manfaat”. Hadits dari ‘Aisyah Ra bahwa Rasulullah Saw dahulu ketika melihat hujan turun Rasulullah mengucapkan “Allahumma Shayyiban Naafi’a” (Ya Allah semoga hujan ini mendatangkan manfaat)
(HR: Imam Bukhari)

السُّـنَّةُ الثَّانِيَةُ :
أَثْنَاءَ نُزُوْلِ الْمَطَرِ أَنْ تَقِفَ تَحْتَ الْمَطَرِ وَتَحْسُرُ عَنْ شَيْءٍ مِنْ مَلَابِسِكَ لِيُصِيْبَ الْمَطَرُ جَسَدَكَ رَجَاءَ الْبَرَكَةِ ، لِحَدِيْثِ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ : " أَصَابْنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ فَحَسَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا ؟ قَالَ : لِأَنَّهُ حَدِيْثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى " . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .قَالَ النَّوَوِيُّ : " قَوْلُهُ : مَعْنَى حَسَرَ كَشَفَ ، أَيْ كَشَفَ بَعْضَ بَدَنِهِ ، وَمَعْنَى حَدِيْثِ عَهْدٍ بِرَبِّهِ أَيْ بِتَكْوِيْنِ رَبِّهِ إِيَّاهُ ، وَمَعْنَاهُ أَنَّ الْمَطَرَ رَحْمَةٌ وَهِيَ قَرِيْبَةُ الْعَهْدِ بِخَلْقِ اللهِ تَعَالَى لَهَا فَيَتَبَرَّكُ بِهَا ".

Amalan sunnah kedua:
Di tengah-tengah hujan turun hendaknya anda berdiri di bawah hujan lalu anda menyingkap sedikit baju anda agar air hujan mengenai tubuh anda demi mengharapkan keberkahan. Karena hadits Anas Ra dia berkata: “kami bersama Rasulullah kehujanan, lalu Rasulullah membuka bajunya sehingga air hujan membasahinya. Lalu kami bertanya: “wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan hal ini?” Rasulullah bersabda: “karena hujan tersebut adalah makhluk baru yang Allah Ta’aalaa ciptakan” (HR: Imam Muslim) Imam Nawawi mengatakan: حَسَرَ artinya menyingkap, maksudnya Rasulullah menyingkap sebagian tubuhnya, sedangkan arti dari حَدِيْثِ عَهْدٍ بِرَبِّهِ maksudnya adalah Allah baru menciptakan hujan tersebut. Maknanya bahwa hujan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah dan makhluk yang baru saja diciptakan oleh Allah maka Rasulullah ingin mengambil keberkahan melalui air hujan tersebut.
السُّـنَّةُ الثَّالِثَةُ :
أَثْنَاءَ نُزُوْلِ الْمَطَرِ أَنْ تَدْعُوَ اللهَ تَعَالَى وَتَسْأَلَهُ مِنْ خَيْرَيِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَإِنَّ ذَلِكَ مَوْضِعُ إِجَابَةٍ لِأَنَّهُ يُوَافِقُ نُزُوْلَ رَحْمَةٍ مِنْ رَحْمَاتِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ،فَفِي الْحَدِيْثِ " ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ : الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ ، وَتَحْتَ الْمَطَرِ" صَحِيْحُ الْجَامِعِ .

Amalan sunnah ketiga:
Ketika hujan turun hendaknya anda berdoa kepada Allah dan meminta kepada-Nya kebaikan dunia dan akhirat. Karena saat itu adalah waktunya doa diijabah, karena saat itu berbarengan dengan turunnya salah satu rahmat Allah ‘azza wa jalla. Di hadits disebutkan: “ada dua doa yang tidak akan tertolak, Doa ketika adzan, dan (doa) ketika hujan turun. Shahih Jami’
السُّـنَّةُ الرَّابِعَةُ :
بَعْدَ نُزُوْلِ الْمَطَرِ أَنْ تَقُوْلَ :
" مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ "
مَا رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ عَنْ زَيْدٍ بْنِ خَالِدٍ اَلْجُهْنِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: صَلَّى بِنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ فِي إِثْرِ سَمَاءٍ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلِ، فَلَمَّا اِنْصَرَفَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: ((هَلْ تَدْرُوْنَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟)) قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: ((أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِيْ مُؤْمِنٌ بِيْ وَكاَفِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِيْ مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ)

Amalan sunnah keempat:
Setelah hujan reda hendaknya anda mengucapkan
“kami telah dianugerahi hujan karena karunia dan kasih sayang Allah”
Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Zaid bin Khalid Al-Juhni Ra dia berkata: Rasulullah Saw mengimami kami Shalat subuh di Hudaibiyah di bawan naungan langit yang hujan pada malam hari itu. Ketika beliau selesai, lalu Rasulullah menghadap ke orang-orang lalu beliau bersabda: “tahukah kalian apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?” para sahabat menjawab: “Allah dan Rasulu-Nya lebih mengetahui. Rasulullah bersabda: “sebagian hamba-hamba-Ku memasuki pagi hari dalam keadaan beriman kepada-Ku dan (sebagian lagi) dalam keadaan kafir Maka siapa saja yang mengucapkan: “kami dianugerahi hujan karena karunia dan rahmat Allah”maka itulah yang beriman kepada-Ku dan tidak percaya dengan bintang-bintang. Adapaun yang mengucapkan: “kami dianugerahi hujan karena bintang ini dan itu” maka itulah yang kufur kepada-Ku dan percaya kepada bintang-bintang.
السَّنَّةُ الْخَامِسَةُ:
إِذَا زَادَتِ الْأَمْطَارُ، وَخِيْفَ مِنْ كَثْرَةِ الْمِيَاهِ، يَقُوْلُ: ((اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ))؛ لِحَدِيْثِ أَنَسٍ اَلْمُتَّفَقُ عَلَيْهِ فِي اسْتِسْقَاءِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَلَى الْمِنْبَرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَفِيْهِ: "ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ، وَرَسُوْلُ اللهِ قَائِمٌ يَخْطُبُ، فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ، وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ، فَادْعُ اللهَ أَنْ يُمْسِكَهَا، قَالَ: فَرَفَعَ رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: ((اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلَا عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ))؛ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Amalan sunnah ke lima:
Ketika hujannya bertambah lebat, dan dikhawatirkan air banjir, hendaknya mengucapkan: “Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa, Allahumma ‘alal aakaami wadz dzirabi wa buthunil adwiyati wa manabitis syajari" ) Ya Allah, Hujanilah di sekitar kami, jangan ke atas kami. Ya, Allah, Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan sebagian tanah yang menumbuhkan pepohonan.)
Karena sebuah Hadits Anas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim saat meminta hujan Nabi Saw berdiri di atas mimbar di hari Jum’at. Dalam hadits tersebut diceritakan: “lalu seorang pria masuk dari pintu itu di hari Jum’at setelahnya, Rasulullah sedang berdiri menyampaikan khutbah. Lalu pria tersebut menghadap Nabi dalam keadaan berdiri, lalu mengatakan: “wahai Rasulullah Harta benda telah habis, jalan-jalan telah terputus, berdoalah pada Allah agar menghentikan hujan, lalu Rasulullah mengangkat kedua tangannya lalu berdoa:
Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa, Allahumma ‘alal aakaami wadz dzirabi wa buthunil adwiyati wa manabitis syajari" ) Ya Allah, Hujanilah di sekitar kami, jangan ke atas kami. Ya, Allah, Berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan sebagian tanah yang menumbuhkan pepohonan. (muttafaq ‘alaih)
السُّنَّةُ السَّادِسَةُ:
إِذَا عَصَفَتِ الرِّيْحُ، يَقُوْلُ مَا رَوَتْهُ عَائِشَةُ - رَضِيَ اللهُ عَنْهَا - قَالَتْ: "كَانَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِذَا عَصَفَتِ الرِّيْحُ، قَالَ: ((اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْاَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ))؛ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Amalan sunnah ke enam:
Saat angin bertiup kencang, hendaknya mengucapkan sesuai hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah Ra dia berkata: “dahulu Nabi Saw saat angit bertiup kencang beliau mengucapkan: “ya Allah kami bermohon meminta kebaikan angin ini juga kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-
Mu dari keburukannya, dan keburukan yang ada padanya, dan
keburukan yang dibawanya.” (muttafaq ‘alaih)
هَذِهِ السُّنَنُ السِّتُّ هِيَ مِنْ هَدْيِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - حِيْنَ صَوَارِفِ الشِّتَاءِ، فَيُسْتَحَبُّ لِلْمُسْلِمِ أَنْ يُحْيِيَهَا فِي نَفْسِهِ، وَفِي غَيْرِهِ مِنَ النَّاسِ، وَأَمَّا حِيْنَ الرَّعْدِ، فَلَمْ يَرِدْ أَنَّ النَّبِيَّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يَقُوْلُ شَيْئًا، وَالْوَارِدُ عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّه كَانَ إِذَا سَمِعَ الرَّعْدَ، تَرَكَ الْحَدِيْثَ، وَقَالَ: "سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ، وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ"؛ رَوَاهُ مَالِكٌ وَالْبَيْهَقِيُّ، وَصَحَّحَهُ الْأَلْبَانِيُّ "فِي تَخْرِيْجِ الْكَلِمِ الطَّيِّبِ، ص88"، وَهَذَا اللَّفْظُ هُوَ الْمُوَافِقُ لِلْقُرْآنِ فِي قَوْلِهِ - تَعَالَى -: {وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ} [الرعد: 13].
Inilah amalan-amalan sunnah yang merupakan ajaran Nabi Saw di musim-musim dingin. Dianjurkan bagi seorang muslim menghidupkan sunnah ini pada dirinya maupun selainnya. Adapun ketika petir menyambar, tidak ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Saw mengucapkan sesuatu. Yang ada hanyalah riwayat dari Abdullah bin Zubair bahwa beliau apabila mendengar geluduk dia berhenti bicara lalu mengucapkan : “Maha suci Allah Yang guruh bertasbih memuji-Nya demikian pula para malaikat karena takut kepada-Nya”
Diriwayatkan oleh Imam Malik dan Imam Baihaqi, dishahihkan oleh Imam Al-Nani dalam kitab “takhrij kalamitthayyib” Hal 88. Ucapan ini sesuai dengan Qur’an dalam firman Allah
“dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena takut kepada-Nya,” (QS: Ar-Ra’d: 13)َ أ اِذَا أُصِبْتَ الرَّعْدَ وَالصَّاعِقَةَ يَقُوْلُ عَلَى مَارُوِىَ عَنْ سَالِمٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَمِعَ الرَّعْدَ وَالصَّوَاعِقَ قَالَ: ((اَللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ، وَلَا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ، وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ))
jika anda diliputi oleh guruh dan petir, hendaknya mengatakan sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Salim bin Abdillah dari Ayahnya bahwa Nabi Saw dahulu jika mendengar gemuruh dan petir Nabi mengucapkan :
Allahumma la taqtulna bighadhabika wala tuhlikna bi’adzabika wa ‘afina qabla dzalika

ya Allah janganlah Engkau matikan kami dengan murka-Mu, dan janganlah Engkau membinasakan kami dengan azab-Mu, selamatkanlah kami sebelum semua itu”

sumber : FB majelis Qurani 

No comments:

Post a Comment

MUI Laporkan Ahok ke Polisi

VIVA.co.id - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab disapa Ahok, dilaporkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke Polda...